Perti Riwayatmu Kini

 


Di kaki Gunung Merapi yang dingin

Di negeri Canduang yang berselimut embun

Berkumpullah ulama pemimpin halaqah

Penganut paham Ahlussunnah wal Jam'ah


Sikapi kondisi negeri yang masih dicengkeram  kaum koloni

Kebodohan dan kemiskinan di sana-sini

Ditambah lagi propaganda penganut wahabi

Pecah belah ummat tak henti-henti


Tuduhan bid'ah jadi piranti

Menyerang akidah kaum Sunni

Yang sudah berurat berakar di ibu pertiwi


Bergeraklah mereka satukan langkah

Syech Sulaiman Arrasuli jadi pengarah

Dirikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah


Cerdaskan umat dari kebodohan

Bentengi bangsa dari perpecahan

Lindungi mereka dari kezaliman

Kaum penjajah berbilang zaman


Mereka tempuh jalan halus bersiyasah

Dari intaian kaum penjajah

Seolah mereka tidak berpolitik

Tapi madrasah diguna untuk mendidik

Anak-anak bangsa sadar politik

Kalau negerinya sedang dicekik

Oleh kaum penjajah berotak licik


Cerdaskan anak bangsa tunggu masanya

Penjajah harus hengkang dari tanah Pusaka

Pembodohan harus dihentikan

Dengan membangun lembaga pendidikan


Itulah Mei tanggal lima

Sembilan belas dua lapan tahun masehinya

Perti lahir mengusung asa

Tegakkan kalimah Allah Azza wa Jalla

Umat tidak boleh bodoh berlama-lama


Mereka dirikan madrasah dimana-mana

Di berbagai pelosok nusantara

Siapkan kader-kader ulama

Pembina umat pembela bangsa


Begitulah cara mereka berjuang

Untuk negeri yang sedang dijajah orang

Tulus ikhlas niat dipasang

Walau besar badai menghadang

Takkan pernah surut ke belakang


Adalah di ujung tahun empat lima

Saat Indonesia dan pekikkan merdeka

Belanda tetap tidak rela

Terus mengancam kan rebut lagi kuasa


Perti kembangkan medan bakti

Jadi partai politik bersama yang lain

Agar perjuangan bertambah kuat

Bela akidah dan negeri punya daulat

Angkat senjata bersama rakyat


Lasykar Muslimin didirikan

Tak ketinggallan Lasykar Muslimat untuk peremouan

Di garis depan berbulat tekad

Bela kemerdekaan walau nyawa harus berangkat

Perang kemerdekaan saat tentara sekutu sudah mendarat

Belanda memboceng ingin lagi berdaulat


Saat penyerahan kedaulatan

Di tahun empat puluh sembilan

Perti kembali urus pendidikan

Sambil di partai politik terus berjalan


Sembilan belas tahun berjalan

Partai digoyang badai dan topan

Kepentingan politik begitu dominan

Pendidikan jadi terabaikan


Rupanya benar ahli katakan

Politik dan pendidikan jangan dicampurkan

Pendekatannya berbeda dan berlawanan

Dunia pendidikan kan jadi korban


Akhirnya Perti terbelah dua

Di awal tujuh puluhan zamannya Orba

Bak orang satu berbadan dua

Satu ke Selatan

Satu ke Utara

Tercabik sudah jiwa dan raga 

Berlangsung begitu lama


Sampailah akhirnya di Bumi Riau

Di Pekanbaru Kota Bertuah

Tahun sembilan belas sembilan lima

Para alumni madrasah bergerak padu

Dirikan himpunan alumni madrasah 

sebagai wadah

Berjuang kembalikan Perti ke satu badan

Seperti dulu di tahun dua puluh delapan


Ternyata perjuangan tidaklah mudah

Jalan berliku yang dilewati

Merajut kembali lidi yang berserak

Menjadi satu Perti kembali lagi


Sampailah akhirnya tahun dua ouluh enam belas 

Perjuangan panjang beralas ikhlas

Perti bertaut lagi menjadi satu 

Setelah empat puluh enam tahu jalan sendiri- sendiri

Disaksikan langsung oleh Presiden RI


Begitulah sekelumit sejarah ringkas

Perti di panggung nusantara

Meretas jalan untuk bangkit kembaki

Persembahkan bakti untuk pertiwi


Semogalah ini kan jadi ibrah 

Untuk yang kini pegang amanah

Perti adalah harakah tarbiyah 

Bukanlah ia harakah siyasah


Sejarah kelam jannganlah terulang

Istiqmahlah berada di jalan khittah

Jangan campurkan harakah tarbiyah dengan harakah siyasah

Kan berulang lagi sejarah yang sudah


Masa lalu telah berlalu

Tapi ia adalah guru

Di situ tersimpan ribuan kisah sejarah

Sebagai suluh untuk melangkah


Belajar kepada yang sudah

Tak ulangi apa yang salah

Begitulah goresan sunnatullah

Kan abadi tidakkan pernah berubah


Maka jangan lupakan sejarah

Bila tak ingin salah  melangkah

Kan jatuh lagi ke lobang yang sama

Hidupkan jadi sia-sia



Bumi Riau, 19082023

Alaiddin Koto




Tidak ada komentar:

Posting Komentar